Hola!
Sudah setahun (2014 ke 2015-red) ga nulis blog dan sekarang saya sudah bekerja di Pejambon #huks
Seperti yang dibilang Nathaniel Hawthorne, "time flies over us, but leaves its shadow behind", mungkin sekarang saatnya saya harus menuliskan shadow itu di sini, halah!
Meninggalkan Sekdilu
Yak, tidak terasa ya terakhir kali saya berkeluh kesah di blog ini adalah dua bulan menjelang sidang taskap. Masih saya ingat dengan jelas, saat itu kami sudah diberi waktu cukup banyak untuk fokus menulis taskap nan sakral itu. Tapi, berhubung saya adalah seorang deadliner dan nocturnal sejati, maka taskap nan sakral itu pun baru bisa tersentuh secara optimal satu minggu menjelang deadline. hihi
Lantas, ngapain aja dong menjelang sidang taskap yang penuh waktu berleha-leha itu? kami yang "menganggur" ini di deploy menjadi LO dan 'kutu kupret' pada acara United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) dan Bali Democracy Forum (BDF) di Bali. Selain dapat pengalaman yang luar biasa keren, kami juga bisa nambah uang jajan, hehe.
Kerjaan pertama semenjak masuk Kemlu. Narsis itu harus!
Selama dua bulan itu pula, kami mengikuti berbagai non class activities seperti pelatihan sidang ASEAN, workshop dengan International Organization on Migration (IOM) di Banten, Widya Karya ke Lombok,
Jangan heran ada yang mau ke pantai pakai baju kantor :p |
daaaaan saya pun sempat mengganti judul taskap di waktu yang mepet itu, Alhamdulillah pada akhirnya, taskap bisa diselesaikan dengan baik dan memuaskan.Nih buktinya :)
Captionnya "My beloved Taskap and I"
oh, wait wait. Sebelum lupa, salah satu penguji sidang taskap saya adalah Bapak Makmur Keliat, Ph.D. Siapa sangka pembimbing skripsi saya nan jenius dan terkenal bisa jadi penguji taskap kejar deadline itu. Jantung sempat dag dig dug, bagaimana jika beliau kecewa? bagaimana jika beliau malu sama anak bimbingannya yang tidak memuaskan? ah ah, auk ah, yang jelas saya ingin buru-buru menyelesaikan sekdilu dengan penuh kebahagiaan, waktu itu rasanya saya sudah tidak sabar ingin lulus Sekdilu.
Hingga, muncullah petikan dialog konyol yang tak terduga ini.
Pak Adian Silalahi (moderator panelis), "Sepertinya waktu kita sudah habis, terima kasih Widya. Good job! " (ehm ehm Dubes Pembina saya was playing a good cop)
Tiba-tiba...
Pak Makmur, "Kau dulu mahasiswaku ya?", tanya beliau dengan muka polos.
Saya, "Iya, pak. bahkan saya adalah mahasiswa bimbingan bapak", muka memelas dan sedih karena telah dilupakan.
Sontak beliau ketawa tanpa rasa bersalah. Saat itu pula saya melipir keluar karena telah menjadi murid yang terlupakan.
Sayup-sayup terdengar celotehan panelis lainnya, yaitu Bapak Lasro Simbolon, "Mahasiswa bimbingan Bapak berarti pintar-pintar ya"
Saya terbang melayang di balik pintu. hasyaaaaaah!
Note: Pak Makmur memang jenius, tapi mudah sekali lupa dengan orang lain. hiks hiks. Apalah awak yang hanya remah-remah oreo ini.
==============
Saat yang membahagiakan itupun tiba, yaitu wisuda Sekdilu. yaaaay! sayangnya, wisuda tahun ini tidak boleh dihadiri oleh orang tua atau kerabat dekat dikarenakan oleh kapasitas gedung yang tidak mencukupi. hiks. Meskipun begitu, untuk membahagiakan Ibu yang sudah jauh-jauh datang dari Padang, saya bersama Ibu dan adik menyempatkan diri untuk berpose di depan Gedung Pancasila.
Sayangnya ada photobomb Bang Thoyib, haha
Menumpang di Pejambon
Iya, menumpang. masa? iya! hahaha, kami disuruh magang dulu di Pejambon selama 2 minggu sebelum akhirnya diberangkatkan magang ke perwakilan. Magang di Pejambon yang awalnya disepakati hanya 2 minggu ini, berujung pada perpanjangan waktu menjadi 1,5 bulan. hahaha #whatdayaexpect
But, I love it!
Saya dan 6 orang teman yang memiliki inisial nama paling bontot di alfabet mendapatkan kesempatan untuk magang di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Dirjen Aspasaf). Entah karena saya berjilbab atau memiliki wajah yang alim #huks, saya akhirnya ditempatkan oleh Ibu Sekretaris Dirjen di Direktorat Timur Tengah.
Lulusan Sekdilu nan lugu ini kemudian digiring oleh staf Ibu Ses menuju ruangan Direktorat Timur Tengah, bersalaman dengan khalayak banyak dan diperkenalkan ke Bapak Direkturnya. Berhubung karena background saya HI, saya disuruh belajar di Subdit Politik dan Keamanan. Jadilah di hari pertama saya disuruh membuat tulisan dari A-Z mengenai Libya.Esoknya, saya diajak Kasubdit Polkam untuk mengikuti forum kecil dengan Bulan Sabit Merah Indonesia mengenai Peran Kemlu dalam Penyelesaian Konflik Palestina-Israel. aiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih!!!!! saya cinta isu ini.
Tidak puas dengan itu, Kepala Subdit Ekonomi meminta saya untuk membantu acaranya yang akan dilaksanakan di dua kota terpisah, yaitu Middle East Update of Strategic Industries in Indonesia (MEUSINDO). MEUSINDO merupakan salah satu program kegiatan Direktorat Timur Tengah yang diselenggarakan untuk mempromosikan produk industri strategis Indonesia ke pejabat dan pelaku bisnis dari Negara-negara Arab. Melalui acara ini, industri strategis yang menjadi destinasi acara MEUSINDO juga bisa memanfaatkan kesempatan tsb untuk melakukan ekspansi pasar di Timteng atau memperoleh investasi dari negara peserta.
Menjadi bagian dari pantia MEUSINDO adalah sebuah pengalaman yang unik, saya berkesempatan mengunjungi PT.PAL di Surabaya, PT. Pindad dan PT. Dahana di Jawa Barat. Selain bisa mendapatkan informasi mendetail tentang potensi industri strategis kita yang tidak kalah hebat dari negara-negara maju, saya juga bisa mendapatkan networks yang luas dan keren-keren, seperti para Jenderal dari Arab Saudi, pebisnis dari Uni Emirat dan Tunisia, serta diplomat dari Libya #wink
Di PT. Pindad. Jangan anggap remeh, tembakan saya kena semua! #sombong |
Tanpa terasa, magang di Direktorat Timur Tengah terpaksa harus diakhiri. Saya yang mulai terlena dan menikmati rutinitas kerja di Timur Tengah (newbie yang sok, hehe) merasa sedih harus meninggalkan Dir.Timteng. Tanpa pikir panjang, saya merengek-rengek agar bisa dikembalikan ke sana.
"Pak, nanti saya direkrut di sini aja ya, please", ujar saya memelas.
"Tenang aja, saya akan kirim surat ke Ibu Ses supaya kamu dikembalikan ke pangkuan kami", balas Kasubdit Polkam itu. #eeeaaaaaa
Kembali ke Pejambon
Sebulan di negeri orang, yaitu Kota Kinabalu Malaysia (ntar deh saya tulis cerita selama di KJRI Kota Kinabalu), akhirnya saya kembali ke Pejambon ini. Hanya saja, takdir berkata lain. Saya ditempatkan di Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri. Ah? makhluk apa itu? tenang saja, saya juga selama ini terlalu sibuk memperhatikan satuan kerja operasional di Kemlu, apalagi Dirjen Aspasaf (oh it breaks my heart to know that I am not going back there). Mungkin Tuhan ingin membantu saya kembali ke jalan yang benar melalui BPPK ini, apalagi ditempatkan bersama-sama dengan teman-teman yang pintar di angkatan :)
BPPK merupakan Badan yang menjadi pusat penggodokan kebijakan Kemlu selama ini. Berada langsung di bawah Menlu, BPPK membuat kajian terkait isu-isu internasional dan domestik terkini termasuk internal Kemlu, kemudian mengajukan rekomendasi kebijakan langsung kepada Ibu Menteri. Bukankah BPPK keren? #maksa
BPPK memiliki 3 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, yaitu Asia Pasifik dan Afrika (Aspasaf), Amerika dan Eropa (Amerop), dan Organisasi Internasional (OI). Meski sempat berharap akan ditempatkan di Aspasaf karena belum move on dari Timur Tengah, saya justru ditakdirkan di OI (garuk-garuk kepala takut akan tetot). Apa daya, mungkin karena skripsi dan taskap saya berkaitan ama sanksi ekonomi terhadap Iran (maksa banget kalo saya paham tentang PBB dan regulasinya T.T)
Hari pertama dipertemukan dengan Kepala BPPK, Bapak Darmansjah Djumala, saya dan 4 teman lain yang super keren dan rajin menulis itu dimotivasi untuk melaksanakan budaya BTO. Whaaat is that??? ternyata BTO adalah singkatan dari Baca, Tulis, dan Omong. Baiklah, pak! saatnya saya akan mulai meraup kesempatan di BPPK untuk bisa menjadi insan yang mulai rajin lagi (kayak pernah aja). Selama ini saya sudah berleha-leha dan menonton terlalu banyak serial TV Amerika dan mencintai berbicara ketimbang menulis. Oleh karena itu, sekarang saya akan membulatkan tekad untuk berusaha mengejar ketertinggalan ketajaman akademis saya, hahaha #sokserius
BPPK memiliki 3 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, yaitu Asia Pasifik dan Afrika (Aspasaf), Amerika dan Eropa (Amerop), dan Organisasi Internasional (OI). Meski sempat berharap akan ditempatkan di Aspasaf karena belum move on dari Timur Tengah, saya justru ditakdirkan di OI (garuk-garuk kepala takut akan tetot). Apa daya, mungkin karena skripsi dan taskap saya berkaitan ama sanksi ekonomi terhadap Iran (maksa banget kalo saya paham tentang PBB dan regulasinya T.T)
Hari pertama dipertemukan dengan Kepala BPPK, Bapak Darmansjah Djumala, saya dan 4 teman lain yang super keren dan rajin menulis itu dimotivasi untuk melaksanakan budaya BTO. Whaaat is that??? ternyata BTO adalah singkatan dari Baca, Tulis, dan Omong. Baiklah, pak! saatnya saya akan mulai meraup kesempatan di BPPK untuk bisa menjadi insan yang mulai rajin lagi (kayak pernah aja). Selama ini saya sudah berleha-leha dan menonton terlalu banyak serial TV Amerika dan mencintai berbicara ketimbang menulis. Oleh karena itu, sekarang saya akan membulatkan tekad untuk berusaha mengejar ketertinggalan ketajaman akademis saya, hahaha #sokserius
Oke, demikian dulu ya. Maaf blog kali ini agak nyampah dan isinya cuma cerita dan sangat self-center . Ya, mau gimana ya, ini kan blog saya. hahaha, peace!
Depok,
Sore nan panas