Sabtu, 22 Mei 2010

I dun even get it!

Bagi saya, masa depan yang tervisualisasikan dengan baik justru kebanyakan tidak tercapai. Ini kedengaran menyedihkan dan seakan tidak optimis. Tapi sungguh, saya percaya dengan takdir yang telah diciptakan sang khalik untuk saya. Apapun itu, dengan kemahadayaan-Nya garis hidup yang saya jalani menghadirkan kedahsyatan unik yang tidak terbayangkan. Jauh dari visualisasi sederhana yang selama ini saya untai. Justru...lembaran-lembaran masa yang saya hadapi memberi sensasi baru yang tidak terbayangkan, dan itu memuaskan!! Subhanallah...

Dulu, waktu ikut pertukaran pelajar di Indiana, US...saya memiliki seorang teman baik dari Swiss. Sandra Isler, gadis baik dan manis dari dataran tinggi pegunungan Alpen yang bercita-cita mulia; menjadi seorang guru TK. Passion-nya dalam mendidik dan menyayangi anak-anak kecil menjadi faktor utama baginya untuk meraih cita-cita indah itu...saya memujinya, menghargai keinginannya yang sederhana tapi eksotis, dan berdecak kagum pada detik itu juga. 

"Being a teacher is wonderful, but I can't be a teacher", respon saya saat mendengar pernyataannya. Tawa renyahnya mendengar pernyataan yang terkesan "konyol" itu sedikit membuat saya gamang; kalau-kalau Tuhan berkehendak lain dan akhirnya saya berprofesi jadi guru apa jadinya?? bagi saya profesi sebagai guru waktu itu adalah proyeksi masa depan  yang tidak mungkin, i just can't be a teacher, tidak ada reasonable explanation for that, cant be explained, just doesn't fit to my passion.

waktu berlalu, perpisahan mengantar kami ke negeri masing-masing. Ia dengan impiannya berada di antara kerumunan anak kecil yang tertawa riang sambil bernyanyi, tak pernah henti merangkai asa-nya yang menawan. Saya akhirnya terdampar, terdampar dalam selubung takdir kepunyaan Allah....

Fathih Technology; tempat pertama saya mengajar.whoaaaaaaaaa, heran kan? it's undeniable. Saya sudah jadi guru les sewaktu SMA :) heran heran heran heran, saya tidak pernah membayangkan bisa merasakan masa-masa tertentu seseorang guru. dan sekarang, tahun pertama kuliah di Universitas Indonesia..saya menjadi kembali menjadi seorang guru.. seorang guru privat. 

Mencari uang; itulah misi utama lowongan pekerjaan ini saya ambil. Yah, sebagai anak pertama yang sudah tidak ada ayah lagi rasanya terlalu berat untuk membebani Ibu di rumah. Beasiswa yang pas-pasan tidak begitu cukup mengisi kantong saya di sini. Finally, I decide to take this chance dengan segala konsekuensinya (means less time to study, sigh...)

Here I am, mahasiswi UI jurusan Hubungan Internasional, terdampar di Depok, mengajar lintas provinsi;hahaha, hanya ke Jakarta doooh, dan dicintai adik2 didik privatnya. I start to love this job; saya bahagia ketika mereka mengerti dengan apa yang saya ajarkan, saya senang ketika mereka berucap "terima kasih kak" setelah pelajaran usai, dan saya sumringah ketika mereka bilang "aku pasti bisa mengerjakan ini besok di UMB" ketika jurus jitu saya berikan, dan saya melayang ketika salah satu adik didik saya memberi hadiah bertuliskan "I love Ms.Widy, she is the best Math teacher"...

"Being a teacher is wonderful, and I can be wonderful cos I am a teacher right now :) "

P.S. I still wanna be a diplomat though (the first Indonesian woman ambassador) amiin. It's only part time, note it's part time not permanent! lol.