Sabtu, 18 September 2010

Surat labil seorang gadis galau

dear reader, tulisan ini dimuat karena tuntutan seorang teman yang menginginkan publisitas rak surat saya. setelah memilih dan memilah, rasanya cukup ini saja yang bisa saya beberkan. ehm, silahkan comment pandangan anda, saya tidak akan marah menanggapi beragam interpretasi yang akan muncul nanti. toh, leliku lisan yang saya curahkan dalam blog ini hanyalah bentuk derai memori yang rumit anda telusuri jika bukan saya sendiri yang akan membeberkan faktanya. tapi, jangan sungkan berkomentar..
p.s. kepenatan menekan caps lock menghasilkan karya yang mengabaikan huruf kapital. ah, saya tak peduli :)





Halo tuan...

saya tahu bahwa kita berada di tempat yang sangat jauh berbeda dan tidak begitu saling mengenal satu sama lain, tapi izinkan saya untuk mempercayai anda menjadi tempat untuk berbagi cerita. Rasa percaya terhadap anda ini tumbuh karena saya melihat anda memiliki segurat tanda yang mirip dengan sahabat lama saya. 

meski niat saya menghampiri anda kali ini bukanlah untuk membeberkan nostalgia saya bersamanya, tapi rasa rindu saya yang membuncah justru mengendalikan pikiran untuk mencurahkan rentetan kenangan manis yang kami lalui dahulu kala. bagi saya, kenangan manis yang kami punya tidak hanya membekas sebagai memori dalam selubung myelin otak saya saja..justru, untaian cerita indah yang kami rangkai sungguh sudah terpatri secara permanen di relung hati yang berisi penuh harap dan rindu ini.

ah, apakah anda penasaran dengannya? siapakah gerangan sahabat yang mirip dengan anda ini? tapi, bagaimanapun, anda hanya mirip sebatas fisik, saya tidak yakin anda akan bisa menyamai wataknya yang memberikan seribu warna dalam hidup saya. toh, anda hanya orang asing yang baru saya kenal beberapa bulan ini..maka daripada itu, tidak ada sebersit keyakinan pun dalam hati saya bahwa anda akan bisa menyamai sosok yang saya sayangi ini. 

anda sudah mulai penasaran? apakah anda bisa menebak siapakah dia? sudah bisakah insting tajam anda itu mereka-reka siapa yang saya maksud? ayolah, jangan buang-buang waktu lagi. saya belakangan ini tidak punya banyak waktu berkeluh kesah dan menunggu. sepertinya kening anda masih berkerut dan tanda tanya masih terpantul jelas dari raut wajah anda yang tidak puas dengan permainan saya ini..

eits, jangan tersinggung dulu, jangan tinggalkan lantunan keluh dan desah haru hati saya ini. saya masih ingin anda menelusuri kata demi kata yang sengaja saya tulis di sela-sela waktu senggang saya. tolonglah...hargai  niat baik saya, saya sekarang sedang meyakinkan diri bahwa anda bisa dipercaya. anda dengan segala keasingan diri anda mungkin merasa terhina atau justru bangga??? ah, saya tidak peduli. yang jelas, duduklah, longgarkan otot-otot bahu anda, kendurkan kerah baju anda, santai...hiruplah udara bising kota padang itu hingga anda terbius...sementara saya akan menanti anda selesai membacanya; paham?

sekarang, biarkan saya melanjutkan nostalgia yang terbengkalai tadi, wah, syukurlah, anda sudah mulai tenang. oia, haruskah saya sebut namanya sekarang? ah, nanti sajalah, anda tidak usah pusing memikirkan namanya dulu, toh bagi anda itu hanya sebuah nama..yang jelas, inti ceritanya jauh lebih signifikan daripada rengekan anda supaya saya membeberkan namanya. mari mari, lanjutkan baca surat saya..!

tersebutlah dahulu, waktu itu kami masih belum menyadari bahwa takdir itu akan mempertemukan kami. saya hanyalah gadis kecil yang dibekali ambisi dan tekad yang kemudian terdampar di bagian kehidupan yang mempertemukan kami, tidak menyadari bahwa keberadaan di sana justru mengantarkan saya menuju bagian yang terpenting dalam hidup saya..dia, pemuda yang memiliki senyum paling membahagiakan di masa remaja saya, gerutunya melahirkan tawa, keluguannya menambah kenyamanan dan keluwesan dalam persahabatan kami..kami yang tak terpisah. maaf, saya terdengar melankolis, tapi saya menikmati mengingat masa-masa itu...ketika, kami beriringan pulang sekolah bersama di sela-sela pohon pesisir yang rapi berjejer di jalan, derai tawa kami membuat iri anak-anak yang berjalan di sisi kami..kami bersenda gurau dengan lepas. ah, betapa saya menyayangi dia....sahabat terindah dalam hidup saya.

saya menyayangi dia dengan cara saya sendiri, dia mungkin tidak tahu betapa saya merajut waktu beriringan dengan memikirkannya...saya nyaman ketika mendengar suaranya dan selalu mengharapnya menuturkan kata-kata yang membuat saya bahagia dan saya cemburu ketika ia memberikan perhatian pada yang lain..saya yang naif dan galau sangat menyampirkan diri padanya yang juga rapuh..yang saya tahu, dia menyayangi saya..yang saya paham, saya membutuhkan dia...kami hadir dalam sebuah pengertian yang saling mebutuhkan. 

perpisahan kami kala itu, tidak menyurutkan niat kami untuk terus berbagi berita. ketika ia melampirkan suka cita dalam kehidupannya yang baru, saya tahu bahwa ia menantikan hadir saya untuk meresapinya bersamanya di sana...buncahan emosi juga tak lupa saya haturkan dalam setiap tulisan yang saya kirim padanya..sudah bertumpuk tanda persahabatan kami, membuat saya tergugah betapa indahnya keunikan ikatan yang telah kami jalin..dan pun, kepergian saya tidak mengubah apa-apa terhadapnya. nun jauh di sana, pikiran saya menelusup dalam buaian kenikmatan seandainya dia juga berada di sana saat itu..yang bisa saya hadirkan hanya cerita untuknya, sementara ia terdengar antusias dan tersenyum ketika kami sama-sama memegang gagang telepon di tempat yang sangat jauh satu sama lain; sungguh, saya merindukannya setiap saat, bahkan hingga saat ini.

ketika itu, saya menginginkan dia menjadi sahabat yang terus berada di samping saya hingga tua..hingga saya renta. ia yang saya dambakan mengisi hari-hari saya melantunkan cerita remaja kami yang penuh cita. ia yang saya harapkan menyanyikan lagu bahagia betapa kami beruntung bertemu satu sama lain...oh, betapa saya menyayangi dia...

hingga waktu itu, berulang kali saya menginginkan anggukan setuju atas apa yang saya ucapkan...betapa saya yakin ia juga menginginkan hal yang sama,.malangnya, miris hati saya menyaksikan ia menjauh. ketika itu, hati saya jatuh berkeping. ada bias ragu dalam ucapannya, ia tidak yakin persahabatan ini kekal. ia menyodorkan rengkah dalam harap saya...detik itu, saya yakin mimpi saya kandas. 

ah, bodohnya saya..begitu utopis dan pragmatis. saya hanya mengerti apa yang rasakan. selama ini saya hanya bergulat dengan susunan asa yang indah menurut saya. saya tidak berupaya memahaminya...keegoisan saya mungkin telah melukai hatinya...amboi, malangnya nasib saya. 

ehm, anda masih di sana kan? anda sudah mulai bosan dengan cerita manja ini? sabar sabar, sebentar lagi saya juga akan usai. saya juga tidak ingin membuka luka ini terlalu lama, biarlah kenangan indah saja yang saya simpan..mungkin anda yang menjadi orang terakhir yang mendengar cerita yang mendayu ini..sedikit lagi, tenang, sesak di dada saya juga sudah mulai berkurang dan air mata sudah surut kembali. oh, tidak usah prihatin, jangan pikirkan untuk memberi sapu tangan ketika anda jauh di sana saat membaca surat ini...saya masih ada stock tissue di kamar, dan lagian adalah hal yang biasa ketika wanita nelangsa sendiri di kamar dan memikirkan hal-hal sensitif pasti tidak melakukan apa-apa selain menangis, benar kan? ah, saya merasa seperti sedang patah hati setelah sekian lama terjebak dalam slebor cinta saja. mari kita lanjutkan..!

baginya, kenangan itu hanya seperti pajangan yang disimpan di gudang dan akhirnya berdebu dan berkarat..kenangan itu hanya dibiarkan terbengkalai tanpa ada yang menjenguk dan membelainya dengan penuh kasih. prinsip ini lah yang membedakan kami. perbedaan ini berarti banyak dalam memperlebar jurang yang memisahkan kami..ah, andai suatu hari, ia memberanikan diri membuka gudang itu dan menjejalkan langkah kaki menuju pojok terdalamnya dan menemukan sebongkah memori usang itu, saya sangat berharap ia akan merengkuh dan memolesnya dengan kehangatan. 

apakah anda yakin dia akan melakukan itu?? saya hanya bisa berharap, tuan. atau mungkin, bisakah anda membantu saya untuk meyakinkannya?? tapi, bagaimanapun juga, saya tidak yakin anda bersedia direpotkan lagi setelah rela membaca rengekan loyo ini. namun, tega kah anda membiarkan sang waktu mempermainkan wanita galau ini dalam harapan yang tidak pasti?? ayolah, tuan...mohon bantu saya. anda hanya butuh meyakinkan saya. siapa tahu kemiripan fisik anda dengan dia bisa membuat dia mentolerir intervensi anda terhadap masa silamnya. oh, ini memang kedengaran bodoh untuk memaksa anda...

ya sudahlah, anda sepertinya memang memiliki pendirian yang teguh. seandainya anda berubah pikiran, jangan sungkan untuk melakukannya demi saya ya..akan saya tunggu kabar dari anda. oh ya, saya nyaris lupa. tentu anda butuh nama dia kan? aduh, tololnya saya..oke oke, sebenarnya ini rahasia, jangan bilang siapa-siapa sebelum misi kita tuntas jika tuan berkenan ya. anggap saja ini hanya sebuah nama yang tidak penting bagi anda...meski saya sendiri tidak akan pernah bisa menghapusnya dalam ingatan. hahaha, tentu saja jika saya tidak terkena amnesia, benar kan?

sebelumnya saya ingin berterima kasih dahulu..nanti jika anda butuh teman untuk menghirup udara padang ketika bersantai lagi, hubungi saja saya ya. jangan sungkan! apa? anda hanya butuh inisialnya dia? yakin? ah, sepertinya anda sudah mulai mempersempit kemungkinan daftar-daftar orang yang berseliweran di pikiran anda. ya, tak apa apa. Kapan-kapan saja saya beri tahu ya. Sekali lagi, terima kasih ya, tuan..semoga kita bisa dipertemukan satu sama lain..jangan bosan untuk bersahabat pena dengan saya yang penuh dengan spekulasi ekspresi ini,hahaha, saya memang konyol.

Wassalam,

Nona