Sabtu, 22 Februari 2014

Welcome Aboard! Prajabatan Kemlu dan Kehidupan Baru di Asrama



 Rekan Satu Almamater

1. Asrama dan Kamar Baru
 
Saya tipikal yang sangat menikmati kesendirian di dalam kamar. Jadi, beberapa hari menjelang kepindahan ke asrama untuk 9 bulan ke depan merupakan keresehan yang cukup mengganggu tidur malam saya, hahaha lebay. 

Pada tanggal 5 Februari 2014, seluruh CPNS PDK, PKKRT, dan PK berdatangan dari berbagai penjuru nusantara. Berbekal koper jumbo dan 1 backpack, saya meluncur ke Senayan dengan taksi dari Depok. Jakarta macet, banjir mencapai puncaknya pada awal Februari kemarin. Alhasil, saya tiba di Wisma Mr. Amad Soebardjo sore menjelang maghrib (hampir melewati batas waktu yang ditentukan).

Asrama di Pusdiklat Kemlu terdiri atas beberapa bangunan. Masing-masing bangunan diberi nama bunga; anggrek dan raflesia. Saya kebagian asrama Raflesia II dengan 1 orang roomie. Ada juga kamar dengan kapasitas besar hingga 5 orang di dalamnya, plus kamar mandi dalam. Penempatan kamar sepertinya ditentukan oleh luck, haha. It's a life

Saya tidak punya ekspektasi macam-macam, yang penting punya teman sekamar yang baik dan mengerti 'keanehan2' saya selagi tidur >.< . Thank God, teman sekamar saya sejauh ini luar biasa kontributif terhadap peningkatan kedisiplinan saya, aiiiiiiih. Dia lah yang menjadi constant reminder terhadap ragam jadwal padat di asrama ini. Tuhan selalu menghadirkan orang-orang baik dalam hidup saya. hihi

Fasilitas asrama cukup memuaskan, ya layaknya sebuah rumah. Ada TV, ruang tamu, dapur dan kompor gas, kulkas, mesin cuci, jemuran, serta masing-masing kamar dilengkapi AC. Jauh lebih cukup dari kosan saya lah -_- 

Masing-masing lantai asrama punya Bapak atau Ibu RT yang ditunjuk dari salah satu penghuni. Rekan ini lah yang akan menjadi penghubung kita dengan pembina asrama. Jika ada keluhan teknis maupun keluhan lainnya (related to kehidupan di asrama), maka mengadu lah ke si Ibu RT ini. Begitu juga kalau hendak meninggalkan asrama saat akhir pekan, kita semua wajib lapor ke Ibu RT ini.

Hal lain yang tak kalah penting adalah; kerukunan antar warga asrama. Di Raflesia II, kami semuanya berjumlah 11 orang. Tentu saja, 11 orang ini memiliki karakter yang berbeda-beda dengan latar belakang keluarga dan budaya yang berbeda pula. Di sini lah dimulai kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi kita :) Meskipun baru kenal 2 minggu, kami sudah merasa seperti keluarga. Kami memiliki ruang makan serta meja makan besar. Tiap malam kami menghabiskan waktu bersama di meja ini untuk menyelesaikan tugas Prajabatan yang cukup memakan waktu. Keakraban begitu mudah tumbuh dalam kebersamaan, ya kan?

2. Prajabatan

Selama Bulan Februari ini, kami diasramakan untuk terlebih dahulu mengikuti Prajabatan. Prajabatan ini adalah serangkaian kegiatan kelas dengan durasi 12 jam pelajaran sehari selama 1 bulan penuh sebagai syarat untuk menjadi PNS. Jika tidak lulus Prajabatan, maka pengangkatan untuk menjadi PNS pun ditunda dan diwajibkan mengikuti Prajabatan lagi tahun depan. Hal yang membuat lebih seram lagi adalah, Prajabatan CPNS tahun depan akan berdurasi jauh lebih panjang, yaitu 3 bulan dengan materi yang lebih kompleks lagi. Semoga kami semua lulus tahun ini, Ya Allah...amin!

Komposisi kelas selama Prajabatan masih dicampur antara PDK dan PKKRT. Kesempatan ini tentunya sangat berharga, kita bisa mengenal lebih banyak teman dari fungsi lain yang tentunya akan bermanfaat untuk ke depannya. Materi ajar yang diberikan berupa bekal fundamental yang harus dimengerti oleh seorang PNS sebagai aparatur negara, contohnya Manajemen Kepegawaian Negara, Kepemerintahan yang Baik, Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan sebagainya.

Proses pembelajaran diisi dengan diskusi, presentasi, dan tanya jawab. I know it sounds boring, but believe me kelas saya (Kelas A) adalah kelas yang kreatif. Kami rebutan untuk presentasi ke depan. Tidak hanya sekedar presentasi hasil diskusi kelompok, kami melakukan improvisasi presentasi (seperti membuat parodi, presentasi interaktif dan bahkan paduan suara dadakan) agar kelas tidak membosankan. Dang it, saya selalu ditunjuk untuk menjadi director parodi dan sempat melahirkan ide-ide gila seperti parodi pungli pengurusan surat nikah di KUA, lol. 

Kelas dimulai dari pukul 08.00 hingga 18.00. Tepar ga tuh? iya! tapi itu belum selesai, saudara-saudara. Kami juga harus membuat resume diktat minimal 4 halaman folio yang harus dikumpulkan setiap pagi menjelang kelas. Senin, Rabu, dan Jumat, harus bangun pagi untuk senam dipandu instruktur. At the end of the week, you will feel like zombie. Hahahaha. Tapi gapapa. Ini namanya perjuangan. Insentif untuk berada di sini pun juga tidak kalah baiknya, akomodasi dan segala macamnya ditanggung. Tetaplah bersyukur. Perjuangan ini belum apa-apa :)


Depok, 
Weekend di Kosan

Rabu, 19 Februari 2014

Sekdilu 38 - Cerita Seleksi CPNS Kementerian Luar Negeri (Kemlu)

Pada tahun 2013, Kementerian Luar Negeri membuka kesempatan untuk penerimaan CPNS dengan rincian jabatan dan jumlah formasi yang berbeda di masing-masingnya, yaitu:
1. Pejabat Diplomatik dan Konsuler (PDK), sejumlah 71 orang
2. Penata Keuangan dan Kerumahtanggaan Perwakilan (PKKRT), sejumlah 60 orang
3. Petugas Komunikasi (PK), sejumlah 27 orang

Untuk seleksi CPNS Kemlu 2013, jumlah formasi ini ternyata tidak rigid. Penentu utama hasil seleksi adalah standar kompetensi yang dimiliki peserta. Artinya, kuota formasi yang tertera pada lowongan di atas tidak diisi secara penuh hanya karena tuntutan formasi, tapi hanya peserta yang mampu menempuh seluruh rangkaian seleksi dan dinyatakan lulus lah yang diterima sebagai CPNS Kemlu. Untuk posisi PDK, jumlah peserta yang dinyatakan lulus adalah 66 orang (ditambah 4 peserta dari daerah khusus seperti Papua, NTT, dan Gorontalo), PKKRT 57 orang, dan PK sebanyak 13 orang.

Sebagai pelamar PDK, tentunya di sini saya hanya akan menjelaskan proses seleksi PDK yang secara garis besar terdiri atas beragam jenis tes. Simak ya :)

1. Seleksi Berkas Lamaran
Tidak ada yang lebih dibutuhkan selain ketelitian. Lakukan seperti apa yang diminta, kalau bisa cek berkali-kali sebelum mengirimkan berkas lamaran serta dokumen yang diminta. Saat itu, saya harus mengirimkan dokumen via pos (ingat, lakukan seperti yang diminta), jangan mengirim dokumen lewat jasa non pos lainnya jika yang diminta demikian. Untuk bocoran, saya biasanya meminta pihak kedua untuk membantu pengecekan kelengkapan dokumen saya. Biasanya orang lain lebih mudah menyadari kesalahan kita kan? :)

Sebagai gambaran, berikut dokumen yang perlu disiapkan dari jauh-jauh hari :


Ada juga berkas yang perlu diserahkan pada saat wawancara. Daripada repot belakangan, lebih baik diurus bersamaan dengan dokumen-dokumen di atas.


Dari 19.410 pelamar, hanya 6.650 pelamar yang dinyatakan lolos untuk mengikuti seleksi berikutnya. Fiuuuuuh! 

2. Tes Kemampuan Dasar
Pada tes ini, peserta akan menggunakan aplikasi berbasis Computer Assisted Test (CAT). Saran saya, baca-baca dan pelajari dulu apa yang dimaksud dengan sistem CAT ini. Pada dasarnya tidak begitu sulit, secara anak muda zaman sekarang tentunya sudah sangat paham menggunakan perangkat komputer. Namun, tidak ada salahnya mencari tahu supaya tidak kagok di saat ujian. Kadang, kesalahan teknis karena tidak paham mengoperasikan komputer akan membuat anda tidak lulus di seleksi yang masih sangat awal ini. Tapi tenang saja, sebelum ujian akan ada pengarahan yang sangat jelas dari panitia seleksi. Simak dengan baik! jika tidak, anda akan panik sendiri. 

Selama tes, manfaatkan waktu yang ada. Di layar komputer akan ada timer yang memperlihatkan waktu yang masih tersisa. Kerjakan soal yang anda anggap mudah dulu. Anda bisa skip soal yang susah dan kembali lagi hanya dengan mengklik nomor soal itu di layar, mudah sekali bukan? 
Selain harus pintar manajemen waktu, tentu saja anda juga harus membekali diri dengan materi ujian. Beli lah buku-buku seleksi CPNS di toko buku loak, hehe. Saya sih beli buku di toko buku di belakang Stasiun UI, harganya terjangkau dan banyak pilihan. Secara aktif dan terus menerus, bahas lah soal di buku itu dan cari sumber soal lainnya di internet. Bahas teruuuuus!!!! saya sendiri baru belajar secara optimal pada H-2 ujian, hihi (sibuk kerja-red). 

Struktur soal dibagi menjadi tiga jenis; Tes Wawasan Kebangsaan, Tes Intelijensia Umum, dan Tes Kepribadian. Untuk TWK, bacalah UUD 1945 serta Sejarah RI (harus lengkap buanget! dari zaman purbakala hingga pasca reformasi). TIU lebih rumit lagi, huh hah! saya berharap bisa kembali SMA, soal-soal yang dimunculkan adalah Matematika dan Logika SMA (perbandingan volume benda ruang, fisika kinetik, pengetahuan umum, dll). Terakhir, Tes Kepribadian merupakan pilihan hati (just be yourself), sebaiknya mulai kerjakan soal ini dulu untuk mengirit waktu (I wish I knew this before,hiks). Oh ya, jumlah peserta yang lulus TKD untuk formasi jabatan PDK adalah 3.923 orang.

3. Tes Kemampuan Bidang
Terdiri atas 90 soal pilihan ganda dan 2 soal essay dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan jumlah yang seimbang. Baca Website BBCIndonesia, TheJakartaPost, tonton berita, update informasi internasional terbaru, pelajari Kementerian Luar Negeri, dll. Kebetulan soal-soal yang muncul bisa dikatakan cukup terjangkau bagi anak-anak HI. Saya membuat ringkasan di catatan kecil yang bisa terus dibaca hingga ujian mau dimulai. Soal essay Bahasa Indonesia saya waktu itu adalah mengenai konflik Suriah serta solusinya dan essay Bahasa Inggrisnya mengenai Pemilu 2014 serta pengaruhnya terhadap proyeksi power Indonesia di dunia internasional. Input untuk essay, tekankan peran serta Indonesia dan place yourself as Indonesian Envoy. Latihan menulis essay menggunakan tema-tema HI dan isu kekinian pasti akan memudahkan kemampuan menulis teman-teman di saat tes. Pada tahap ini, jumlah peserta PDK yang dinyatakan lulus TKB berjumlah 714 orang. Semakin sedikit ya...

4. Tes Kemampuan Bahasa Asing
Ada 9 pilihan Bahasa Asing yang bisa teman-teman pilih; Bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Jerman, Perancis, Rusia, Spanyol, Jepang, dan Korea. Mayoritas pelamar memilih Bahasa Inggris, termasuk saya :D
Untuk pilihan Bahasa Inggris, kami mengikuti tes EPT (hampir sama dengan TOEFL ITP) di LIA Pramuka. Meskipun kemampuan lisan saya cukup baik, grammar merupakan hal yang butuh saya asah kembali. Beli atau pinjamlah buku-buku TOEFL seperti Baron, Cliff dan lainnya. Membaca teori-teori dasar Bahasa Inggris pada H-1 (since I am a deadliner) akan membantu menyegarkan memori kita. Syarat skor minimal untuk kelulusan EPT adalah 550. Then...sebanyak 232 pelamar dinyatakan lulus untuk mengikuti rangkaian seleksi final Kemlu.

5. Seleksi Final 
Seleksi final terdiri atas rangkaian tes yang panjang dan melelahkan.

 1. Tes Psikologi tertulis
Saya tahu ini akan terdengar klise, tapi untuk siap secara optimal dalam rangka menghadapi tes psikologi , teman-teman harus beristirahat dengan cukup. Kunci utama tes ini adalah durabilitas dan optimalisasi (kerjakan tes sebisa mungkin hingga tetes darah terakhir, huks). Teman-teman akan mengikuti tes sepanjang hari penuh dari pukul 8 pagi hingga 5 sore dengan waktu istirahat yang terbatas. Untung saja semalam sebelum ujian saya sudah tidur sangat pulas. hehe

2. Wawancara Psikologi
Seleksi ini justru seleksi yang menurut saya paling menguji perasaan. Sehari setelah tes psikologi tertulis yang bikin cape minta ampun itu, esoknya saya dijadwalkan wawancara dengan seorang psikolog. Awalnya saya pikir wawancara psikologi itu gampang; tinggal jawab pertanyaan seputar kepribadian dan pengalaman saja. Namun, saya saat itu justru dipertemukan dengan psikolog yang mungkin tugasnya adalah untuk menguji emosi dan temperamen saya.
Jika teman-teman menemui tipe psikolog yang seperti ini, bertahanlah. Tujuan utama tes ini adalah untuk melihat kemampuan defensif seorang calon diplomat. Jujur saja, waktu itu saya bahkan berusaha keras untuk menahan air mata, hihi. Sementara itu, beberapa teman yang lain justru mengalami wawancara yang katanya lancar-lancar saja >.<
Saya berkesimpulan bahwa masing-masing orang memiliki karakter yang berbeda (berdasarkan hasil tes psikologi tertulis sebelumnya). Nah, para ahli psikologi dari Dinas Angkatan Darat ini akan menggunakan metode wawancara yang berbeda untuk tiap orang. Artinya, kenali lah dirimu sebaik mungkin dan berupayalah untuk mampu mengendalikan diri dan mengatasi kelemahanmu saat wawancara.

3. Wawancara Substansi
Alhamdulillah tidak semengerikan yang saya bayangkan. Syukurnya saya membekali diri dengan materi-materi substansial kekinian dan me-review kembali skripsi saya. Tiga panelis yang mewawancarai pun semuanya sangat ramah dan berwibawa. Beberapa isu yang sempat ditanyakan saat wawancara substansi adalah:

- Iran's Nuclear Talk
Isu mengenai Nuklir Iran ini muncul dari pertanyaan panelis tentang skripsi saya yang bertemakan Sanksi Ekonomi AS terhadap Iran pada Pemerintahan Obama I. Alhamdulillah sekali, pagi sebelum ujian Ibu saya menelepon dan mengingatkan isu nuklir Iran yang masih hangat dibicarakan di tingkat global ini. Thanks,Mom!
- Interfaith Issues
- Demokrasi di Indonesia (Pemilu, Pemimpin Bangsa, dan lain-lain)
- Komunitas ASEAN
- Stance Indonesia terhadap Palestina dan Taiwan
- TKI
- Wanita sebagai diplomat
- dan lain-lain
Pintar-pintar lah menyiasati jawaban jika teman-teman tidak mengetahui secara pasti jawabannya. Gunakanlah filosofi bangsa, metafora mendayung di antara dua karang, visi misi Kemlu, kutipan-kutipan dari akademisi ternama, dan segala macam upaya cerdas untuk menaklukkan hati panelis itu.
Kemampuan membaca cara berpikir dan stance panelis adalah hal yang amat penting. Misalnya ya, dalam menjawab isu Komunitas ASEAN, pada awalnya saya menggunakan perspektif Ekopolin banget. Namun, Bapaknya tidak terlihat begitu antusias. Once saya menambahkan isu keamanan, mata beliau langsung bersinar dan mulutnya ternganga, nyiahahaha. Jadilah akhirnya saya bergeser untuk fokus pada isu-isu seperti Laut Cina Selatan, isu perbatasan, syalalala. Fiuh! 

- Tes Kesehatan
Minumlah susu putih sebelum tidur untuk menetralisir racun di dalam tubuh. Teman-teman akan diminta untuk berpuasa dari jam 10 malam hingga pelaksanaan tes kesehatan keesokan harinya. Tes kesehatan terdiri dari tes darah, penyakit dalam, urin, rontgen, EKG, dan MMPI yang super duper melelahkan. Tes MMPI ini disebut juga dengan tes kerohanian yang terdiri atas 500 soal dengan dua pilihan jawaban "ya" atau "tidak". Good luck with that!!!

Dari keseluruhan rangkaian tes ini, tidak ada yang bisa diabaikan. Semua hasil tes akan diakumulasikan. Ada banyak pelamar potensial nan cerdas tidak lulus tes karena hasil tes psikologinya kurang memuaskan; bahkan di antaranya merupakan anak-anak ataupun saudara dari pejabat Kemlu. Jangan sampai jatuh karena tersandung batu yang kecil ya..jadilah yang terbaik semenjak awal. Saya yakin teman-teman bisa, hup!

Kyakyakya, akhirnya selesai juga kisah seleksi CPNS Kemlu ini. Semoga bermanfaat. Tulisan ini merupakan ungkapan terima kasih untuk senior yang juga telah menulis blog tentang kiat-kiat tes Kemlu. Harapannya, tulisan ini bisa memberi insight baru bagi teman-teman yang berniat bergabung bersama Kemlu di tahun 2014 dan seterusnya. See you in Kemlu!!!!


Raflesia II,
Pasca menulis resume Prajab Kemlu
22:04 WIB

Selasa, 18 Februari 2014

Memilih Kementerian Luar Negeri

Sejujurnya, kerja di Kementerian Luar Negeri sebagai Diplomat adalah cita-cita saya semenjak SMA. Kenapa baru semenjak SMA sih kepikiran untuk jadi diplomat? haha. Simak dulu kali ya cerita berikut ini:

Well, saya sempat muda dan tentunya sempat labil. Sebelum mengecap bangku sekolah, saya randomly ingin menjadi peragawati, hihi. Sumpah, itu cita-cita random banget dan ayah saya dengan serius menanggapinya (oh lala, he was so serious). Kemudian sewaktu kelas 1 SD, saya berkeinginan untuk menjadi pramugari. Alasannya sederhana, dalam pikiran saya menjadi pramugari itu menyenangkan karena bisa jalan-jalan ke luar negeri :) Hingga akhirnya saya juga pernah berhasrat besar untuk menjadi dokter. Kala itu, lagi-lagi ayah saya gamang; bukan karena ga sanggup membayangkan anaknya menjadi dokter, tapi khawatir akan kemampuan finansialnya untuk membiayai pendidikan dokter yang terbilang mahal untuk kocek ayah yang hanya seorang polisi biasa. Di bangku SMA, kerumitan pelajaran Biologi membuat saya menyerah untuk melanjutkan kuliah ke kedokteran. hasyaaaaah!!!! perencanaan cita-cita saya pada dasarnya tidak pernah stabil.

Masih di bangku SMA, saya berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa penuh dari Pemerintah USA dalam Program Youth Exchange and Study. Takdir juga yang mengantarkan saya untuk stay di Negara Bagian Indiana selama 1 tahun. Di kota kecil bernama North Vernon, saya menjadi satu-satunya WNI dan Muslim di pelosok itu, lol. Menjadi representatif dari Indonesia, menceritakan keragaman agama dan budaya kita, presentasi ke sana ke mari, keluar masuk gereja, mengunjungi Masjid yang jauhnya 20 mil dari rumah orang tua angkat, turut merasakan Natal bersalju, melukis telur paskah, dan bahkan hingga dituding teroris. Cerita di Indiana merupakan kompleksitas tersendiri. Tentunya, pengalaman 1 tahun ini pula yang telah berhasil menoreh harapan saya untuk menjadi diplomat atau perwakilan Indonesia di masa depan. Harapan saya besar untuk mampu merefleksikan wajah bangsa ini di negara-negara lainnya; agar bangsa ini dikenal dari wajahnya yang positif dan dinamis, supaya kita diketahui karena kebesaran dan keragaman kita. amin!

Sepulangnya dari US, saya sudah bertekad bulat untuk melanjutkan kuliah di jurusan Ilmu Hubungan Internasional UI. Ternyata oh ternyata, fakta menunjukkan bahwa 85% mahasiswa HI UI di tahun pertama murni masuk jurusan ini karena ingin jadi diplomat. Di tahun ke empat, angka ini merosot tajam bahkan hingga mencapai 5%. Pertanyaannya, apakah saya yang termasuk ke dalam 5% ini atau justru sebaliknya berada di golongan 95%?

Begini, di HI UI, pada tahun ketiga kuliah (semester 5) kita dibagi ke dalam tiga peminatan yang disebut dengan sistem peng-cluster-an. Adapun tiga cluster ini adalah: Pengkajian Strategis yang disingkat menjadi Pengstrat (Keamanan), Ekonomi Politik Internasional yang disingkat sebagai Ekopolin, dan Masyarakat Transnasional disingkat Mastrans (Isu non kenegaraan). Memilih ketiga opsi ini tidaklah begitu sulit jika kita telah memiliki preferensi yang khas di semester-semester sebelumnya. Kebanyakan yang memilih Pengstrat adalah para kaum freak yang menyukai persenjataan, perang, dan kajian-kajian aliran keras lainnya (haha, kiddding). Sementara itu, Ekopolin diisi oleh anak-anak pragmatis yang berharap setelah kelulusan di HI nantinya, dunia kerja industri nan penuh tuntutan pemahaman dinamika ekonomi akan bersedia menerima mereka (subjektif! ini pendapat saya saja). Cluster Mastrans diisi oleh kalangan jiwa-jiwa aktivis, yang mengkritisi kebijakan pemerintah, dan lulusannya kebanyakan kerja di Pusat Kajian atau NGO.

Coba tebak saya pilih cluster yang mana? well, saya pilih Ekopolin. Alasan awalnya ya alasan pragmatis, tapi pada dasarnya saya juga memang suka mempelajari Perdagangan Internasional. Makanya setelah lulus kuliah di Bulan Februari 2013 lalu, saya bekerja di Kemenko Perekonomian di bawah Kedeputian V dan setelah 6 bulan di sana, saya kemudian pindah ke Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) yang juga masih terkait dengan perdagangan internasional. Iseng-iseng nyoba seleksi CPNS pada tahun itu, saya memilih mendaftar di dua kementerian. Pilihan pertama tentunya adalah Kementerian Perdagangan (yeah, memang ini menjadi opsi utama, lagi-lagi karena berkaitan dengan perdagangan internasional). Pilihan kedua adalah Kementerian Luar Negeri.

Mengapa saya menjadikan Kemlu menjadi opsi kedua? Alasannya fundamental, saya ga yakin kalau saya akan lulus tes CPNS Kemlu tahun 2013. Saya tahu bahwa seleksinya berlapis-lapis dan susah. Idealisme saya untuk mendalami perdagangan internasional juga kebetulan masih menggebu-gebu. Jadilah akhirnya saya mengikuti serangkaian tes di kedua Kementerian ini di tengah-tengah kesibukan pekerjaan baru di ASEI. Seringkali saya izin di hari-hari kerja untuk seleksi yang coba-coba ini. Namun, Allah SWT memudahkan jalan saya hingga mampu mencapai seleksi final di kedua Kementerian ini. Keraguan saat itu juga menggelayuti hati nan rapuh ini, eeeeaaaaa. Kemlu atau Kemdag? Kemlu atau Kemdag? Udah kayak ngitung kancing baju aja :D

Mungkin Allah membukakan hati saya di seleksi akhir ini. Saya memilih Kemlu secara mantap setelah melihat proses seleksi Kemlu yang saya rasa lebih profesional, terutama pada saat wawancara panel bersama 3 orang Duta Besar nan berwibawa, tenang dan teduh (someday I wanna be like them). Jujur ya, bukan bermaksud menjelekkan Kemdag, tapi secara personal saya tidak sreg dengan metode wawancara final Kemdag yang hanya berhadapan dengan 1 interviewer dan 1 notulis. Ditambah lagi, interviewer di sana kurang mampu membuat saya tertarik dan respek terhadap pertanyaannya. Salah satu pertanyaan beliau yang saya respon dengan cadas dan mungkin ini juga yang  menjadikan saya tidak lulus adalah seperti ini:

Ibu tsb: Kamu yakin mau daftar di sini? gajinya kecil loh, masa sih mau nyoba di sini? yakin? (dengan wajah meremehkan)

Saya: Kalau ga yakin, saya ga akan daftar Bu (dengan wajah datar dan tidak takut)

setelah itu...terjadilah moment of silent. Saat itu juga, saya sudah tidak peduli lagi dengan nasib kelulusan di Kemdag. Perasaan untuk bekerja di Kemlu semakin kuat, cita-cita mulia saya untuk menjadi Duta Besar masa depan negara ini semakin kokoh. Tiap malam saya berdoa dan minta doa dari ortu serta kerabat.

Hingga, pada tanggal 31 Desember 2013, pengumuman mengharukan itu keluar. SAYA DINYATAKAN LULUS DI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari menerima kabar gembira ini di penghujung tahun 2013, Insya Allah 2014 saya akan diwarnai hari-hari baru yang penuh petualangan di Pusat Pendidikan Kementerian Luar Negeri, amin Ya Rabb!!!




Asrama Raflesia II,
Pusdiklat Kemlu
18 Februari 2014